Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Unforgettable Holiday in Switzerland [Part 2]






* REVIEW *

Dua Hari Kemudian . . . .
“Siwonn…tolong angkat telfonnya kenapa kau dari kemarin aku telfon tidak kau angkat!!! Apa kau marah padaku karena aku ingkar janji kita ketemuan…mian aku benar-benar tidak sengaja” kataku berharap ada yang menjawab telfon diseberang sana.
“Aku sangat khawatir dengannya….kenapa dia?????”
* REVIEW END *


[ RIRIN POV ]

Hotel Cavadino . . . . .
Setelah beberapa jam kemudian akhirnya….
Ada suara dari seberang sana . . . .
“Yeoboseyo . . . . . .” suara perempuan yang tidak pernah aku kenal sebelumnya tiba-tiba mengangkat telfon yang dari tadi aku coba menghubungi.
“Yeoboseyo….apa benar ini nomor HP dari Choi Siwon??” aku mencoba memastikan apakah benar nomor telfon ini milik Siwon.
“Ne….mianhae tapi ini siapa???” tiba-tiba suara dari seberang mengagetkanku.
“Mian, aku mengganggu…ini Ririn temannya baru Siwon selama di Swiss…apakah siwon ada???bisa aku bicara dengannya??” tanyaku penasaran.
“Oh, Ririn…mianhae tapi Siwon saat ini tidak bisa diganggu…mianhae Ririn” jawab datar dari perempuan itu. Tapi, Deg…..tiba-tiba ada perasaan aneh muncul dalam fikiranku…apakah dia pacar Siwon..???Kenapa dia tidak pernah bercerita??
Ah, Babo aku baru saja bertemu dia seminggu yang lalu mana mungkin dia bercerita tentang masalah pribadinya.
“Park Sung Rin kau benar-benar babo!!!”  runtukku dalam hati.
“Hallo???Ririn???apa kau masih disana??kalau kau mau, kau boleh bertemu dengannya di rumah…aku akan memberi tahu alamatnya, tolong kau catat ya..”
“Ne, aku sudah siap??”
“Oke, jalan XXX  No. 123….kau kesinilah kalau ingin melihatnya” ujar wanita itu dengan sopan.
“Baiklah, besok aku akan kesana karena sekarang sudah larut malam.. tidak enak bertamu malam-malam seperti ini” kataku sekenanya.
[ AUTHOR POV]
Kediaman Choi Siwon di Swiss . . . .
“Excuse me…bisa bertemu dengan Siwon???saya temannya Siwon..” Ririn membungkukkan badannya.
“Silahkan, masuk nona…silahkan anda masuk saya akan panggil nona muda” jawabnya ramah dan aku yakin pasti dia salah satu pengurus rumah siwon disini.
Aku benar-benar takjub dengan rumah siwon ini….sangat besar seperti istana…rancangan bangunannya sangat modern… *Coba bayangin rumah Gu jun Pyo*
“Selamat siang…maaf apakah anda yang bernama Ririn???” Tanya tiba-tiba seseorang yang menjabat tanganku..dan dia sangat cantik.
Dalam hati Ririn bergumam, “Pastas saja siwon memacarinya…dia memang sepadan cantik, putih, sopan, tau tata karma dan pastinya kaya raya seperti keluarga siwon”.
“Nona kamu kenapa??” perempuan itu bingung karena aku melihatnya dari atas ke bawah.
“Ne, Arraseo…bisakah aku bertemu dengan Siwon???aku menghubunginya sejak kemarin tapi HP nya tidak pernah aktif..apakah dia sibuk??kalau boleh tau anda siapanya Siwon” Tanya Ririn beruntun dan antusias.
“Mian, aku lupa memperkenalkan diri…aku Choi Jin Rin…aku Nuna nya Siwon…” Jin rin menjelaskan kepada Ririn.
“OOO…aku kira kamu….” Ucap ririn terbata-bata
“Kamu kira apa???pacar??tunangan??hehehehe…..aku sudah terbiasa mendengar pernyataan seperti itu karena selisihku dengan siwon hanya 2 tahun jadi kita seperti teman” ucap jin rin panjang lebar. Dan sekarang Ririn tersenyum lega ternyata dugaannya salah.
Tapi dia masih penasaran yang terjadi pada Siwon.
“Ririn,..masuklah ini kamar Siwon.” Ucap Jin Rin ramah kemudian mempersilahkan Ririn masuk ke kamar Siwon.

Dan betapa kagetnya Ririn ternyata Siwon…
Terbaring tak sadar di tempat tidurnya…dan tangannya penuh dengan selang cairan…
“Apa yang terjadi pada Siwon-ssi??kenapa dia seperti ini beberapa hari yang lalu dia sangat sehat.” Kata Ririn penuh emosi.

“Tenanglah Ririn…ini terjadi sekitar 3 hari yang lalu…dia mempunyai janji pada seseorang dan dia menunggunya di taman..tapi saat itu badai salju dating sangat besar…meskipun begitu dia tetap menunggunya hingga larut namun sayang orang yang diajak janjian tadi tidak datang..begitu sampai rumah dia tidak sadarkan diri..dia kedinginan. Dan tidak sadar hingga sekarang. Kata dokter dia kecapekan dan di per parah dengan badai salju itu. Jadi mau tidak mau dia harus diberi cairan yang bercampur makanan dan obat. Tapi semakin hari bukan semakin membaik namun semakin memburuk. Saat itu aku diberi tau pengurus kalau siwon sakit oleh sebab itu aku langsung kesini menjaganya. Tapi tiap malam dia mengigau nama Ririn. Dan ketika kamu menelfon manknya aku kasih alamat ini mungkin kamu bisa membantuku merawat siwon. Aku berharap kalau ada kamu disampingnya dia akan cepat pulih kondisinya.”
Deg…deg…deg…
Mendengar perkataan Nunanya Siwon…rasanya aku ingin menangis karena ini semua karena kesalahanku, kecerobohanku.
Tidak terasa tiba-tiba air mata ini sudah tidak terbendung…saat aku mulai mendekati Siwon dan memegang tangannya tak berdaya.
“Siwon, Mianhae, jeongmal Mianhae…aku yang membuatmu seperti maafkan aku…seharusnya kamu tidak perlu menungguku hingga larut karena saat itu badai salju sangat lebat” ucapku lirih dengan memegang tangannya.
“Ririn, aku keluar dulu ya…silahkan kau berbicara dengan Siwon. Aku yakin dia mendengarkanmu walaupun dia belum sadar” ucap nuna itu kepadaku dan aku hanya dapat menganggukkan kepalaku tak sanggup berkata apapun.
Setelah hari itu…setiap hari aku menjenguk siwon…membawakannya buah-buahan berharap saat dia sadar, dia akan memakannya.
Setiap hari aku di rumah Siwon..dari pagi hingga malam. Kemudian kembali ke hotel…dan tak ada lagi jalan-jalan shopping atau apapun itu.
Aku ingin menebus kesalahanku pada Siwon.
Tak terasa seminggu sudah berlalu namun Siwon belum juga sadar. Aku tidak menyangka dia tidak tersadar begitu lama. Namun, ada perkembangan pada tubuhnya. Dia kadang-kadang menggerakkan tangan dan kakinya. Namun tidak lama kemudian tak bergerak lagi.
Zurich Airport., Swiss . . . . .
Sudah saatnya Ririn kembali ke Korea karena masa liburannya sudah berakhir. Dia check out dari hotel kemudian mampir ke rumah siwon untuk berpamitan dengan nunanya siwon dan Siwon yang masih terbaring di tempat tidur dan tak berdaya.
Dan tak lupa bingkisan yang sudah aku belikan untuknya aku titipkan kepada nunanya Siwon. Jadi saat sadar dia akan memberikannya.
“Untuk para penumpang tujuan korea…pesawat akan berangkat 10 menit lagi…harap para penumpang menaiki pesawat.”
Sudah saatnya untuk pergi dan kembali ke Negara asal Korea. Sangat berat untuk meninggalkan kota ini bukan karena pemandangan tapi karena aku merasa bersalah pada Siwon yang hingga membuatnya seperti ini sekarang.
Pikiran Ririn berkecamuk saat pesawat mulai take off. Dia hanya melihat nanar dari pesawat melihat Negara Swiss Negara yang tak mungkin dilupakan karena ada seseorang yang terluka karenanya.
Beberapa minggu kemudian  . . . .

IN SWISS . . . .
“Maaf, pak Meeting akan segera dimulai..semua sudah karyawan sudah menunggu bapak!!” ucap sekretaris itu kepada atasannya.
“Baik, sebentar lagi saya akan kesana” jawab atasan itu dengan tegas.
IN SEOUL . . . .
“Rin, tolong kamu kerjakan yang ini ya…dan selesaikan hari ini juga!!!karena besok bahan ini dibuat untuk presentasi kepada perusahaan yang akan merge dengan kita” ucap atasan Ririn.
“Baik bu, saya akan menyelesaikannya hari ini!!!” ucap Ririn singkat.
“Ehmm, sepertinya aku harus lembur malam ini…” gumam Ririn pelan. Namun temannya ada yang mendengar.
“Mau aku Bantu??” ujar Hae Jin teman kerja sekaligus teman satu ruangan Ririn.
“Tidak perlu….aku tidak ingin mengganggumu…kalau kau membantuku bagaimana dengan keluargamu dirumah..siapa yang memasakkan makanan suami dan anakkmu??” ujar Ririn sambil tersenyum.
“Ne…Ne…yaudah kalo gag mau dibantu…Kalau begitu aku pulang dulu ya.!!!” Ucap Hae Jin yang meninggalkan Ririn sendiri di ruangannya.
Malam itu Ririn berkutat dengan tugas-tugas kantornya hingga larut malam. Ririn menyadari kalau dia pulang terlalu malam sehingga di kantornya tidak ada orang satu pun kecuali satpam yang menjaga 24 jam.
[ RIRIN  POV ]
“Ehmm,..udara malam ini dingin sekali” kataku setelah jalan menuju stasiun kereta.
“Babo, saat musim dingin seperti ini kenapa tidak membawa jaket tebal!!!” runtukku daam hati.
Dan sekarang aku hanya bisa menghangatkan badan dengan tanganku yang kuusapkan dalam pipiku supaya tetap hangat.
Setelah turun dari kereta aku mampir ke toko makanan instan Ramyun kesukaanku. Aku sangat lapar karena sejak sore tadi aku belum makan apapun. Maka kuputuskan untuk makan disini.
Disini terlihat masih banyak orang membeli ramyun. Mugkin karena udara dingin sehingga ingin membeli makanan yang siap saji agar praktis.
Setelah makan aku pulang berjalan kaki karena tidak seberapa jauh jalan dari toko tadi ke rumah. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Saat dijalan aku menemukan seseorang tergeletak tak berdaya disamping mobil audi hitamnya.
“Siapa lelaki ini kenapa dia tergeletak dijalanan seperti ini apa dia tidak tau malam ini begitu dingin??” gumamku lirih padanya.
Tiba-tiba dia bergerak sedikit demi sedikit dan mulai duduk. Aku membantunya untuk berdiri karena sepertinya dia habis dikeroyok preman daerah sini.
“Hal, ini terlihat dari bercak darah yang ada dibibirnya dan beberapa wajahnya yang membiru seperti habis dihajar”
“Kau kenapa?? Kenapa bibirmu berdarah dan wajahmu lebab seperti ini??” tanyaku padanya.
Tapi dia tidak merespon hanya meraung kesakitan yang kudengar.
“Dimana rumahmu??biar kuantarkan kau ke rumah, sepertinya kau terluka parah!! Atau kau ku antar ke rumah sakit saja supaya diobati..ya kurasa itu lebih baik” kataku tegas. Dia hanya mengangguk kepala dan pasrah akan dibawa kemana yang pasti keluar dari tempat ini lebih bagus.
RUMAH   SAKIT . . . .
Setelah 15 menit perjalanan…sampai juga di Rumah Sakit terdekat..
Dan laki-laki itu sudah ditangani dengan dokter dan suster yang ada di rumah sakit.
Tak lama kemudian dokter memanggilku karena tadi aku yang membawanya..sehingga dia menjelaskan keadaannya padaku.
Setelah diberi penjelasan dengan dokter. Aku pergi ke administrasi rumah sakit karena melihat keadaan laki-laki itu lumayan parah sehingga dia harus dirawat inap.
Semalaman aku menjaganya karena sampai saat ini tak ada satu kartu identitas pun yang melekat ditubuhnya maupun di mobil.
Setelah aku menelpon keluarga dan bilang aku menginap di rumah sakit karena ada teman yang sakit. Aku menuju ruang inap lelaki itu.
Kutatap lekat-lekat wajahnya. “Dia seperti bayi saat tidur seperti ini. Sangat tampan…dan sepertinya dia bukan orang wilayah sini. Karena dilihat dari pakaian dia sangat modis dan pakaian yang dipakainya branded semua. Tapi kenapa dia sampai kemari ya??” tanyaku bingung dan tak tahu jawabannya.
Keesokan harinya aku terbangun karena ada suara yang memanggiku dengan suara yang sangat lembut.
Ternyat laki-laki itu sudah tersadar dari pingsannya semalam. Dan dia bingung kenapa dia ada dirumah sakit sekarang. Sepertinya dia tidak ingat kejadian semalam yang aku bawa ke rumah sakit.
“Mian, kenapa aku ada disini??dan kau siapa??kenapa kau ada disini??” tanyanya beruntun padaku yang masih mengucek mata.
“Oh, kau sudah sadar…akan kupanggilkan dokter dulu biar kau diperiksa mengenai keadaanmu sekarang. Setelah diperiksa aku akan menjelaskan kenapa kau ada disini berasamaku.” Jawabku setenang mungkin. Dia hanya mengangguk pasrah.
Setelah diperiksa dokter ternyata kondisinya sudah mulai membaik dan besok sudah boleh pulang.
“Kau sudah boleh pulang besok…jika kondisimu sudah stabil” kataku didepannya yang sedang berusaha duduk.
“Oke…terima kasih sudah memberi tahu” jawabnya singkat “Lalu kenapa aku bisa disini dan kau siapa??kenapa ada disini juga??” jawabnya ingin tahu segala.
“Baiklah akan aku jelaskan satu-satu” kataku memulai penjelasan tentang kejadian semalam.
“Kamsahamnidah…tapi ireumi mwoyeyo??” tanyanya yang mengejutkanku
“Nae iremen Park Sung Rin imnida” ucapku sambil membungkukkan badan.
“Ne Park Sung Rin, Nae iremen Cho Kyuhun imnida…kau cukup memanggilku Kyu. Karena kurasa kita masih seumuran.”
“Baiklah, kalau begitu panggil aku Ririn saja..agar terlihat akrab”
“Kyu, sepertinya aku harus pergi ke kantor sekarang. Aku ada meeting penting dengan client. Apa kau tidak apa-apa kutinggal sendiri disini??” tanyaku ragu.
“Ne, aku tak apa-apa kau pergilah. Maaf aku merepotkanmu dari kemarin malam. Aku akan menghubungi keluargaku sebentar lagi. Apa yang harus aku perbuat untuk membalas jasa-jasamu ini??” tanya kyu padaku.
“Andwae, tidak perlu aku membantumu dengan setulus hati. Aku tak perlu imbalan apapun. Semoga cepat sembuh ya aku pergi dulu. Bye!!” ucapku seraya meninggalkan kamar Kyu. Dan dia hanya tersenyum melihatku.
[RIRIN POV]
KANTOR RIRIN . . .
“Mianhae…aku terlambat!!! Tadi ada urusan yang harus aku selesaikan terlebih dulu” kataku kepada semua teman kerjaku.
Dan mereka untung saja mengerti keadaanku.
“Ririn, tolong ke ruangan saya sebentar!!” ucap atasanku tiba-tiba yang membuatku kaget.
Aku bingung kenapa tiba-tiba aku dipanggil apa karena aku terlambat tadi??atau aku melakukan kesalahan fatal??
Aku bertanya pada diriku sendiri namun tetap tak kutemukan jawaban.
“Aku memanggilmu kesini karena aku mendapat perintah dari President Direktur!! Ada yang perlu dibicarakan denganmu…maka kau harus menemuinya sekarang diruangannya. Dia sudah menunggumu di ruangannya cepatlah kesana. Aku juga tidak tau ini ada apa??sepertinya sangat penting!!” kata atasanku yang membuatku membeku.
Apa urusan penting yang dibicarakan president direktur kepadaku apa aku mempunyai kesalahan fatal hingga dia memanggilku.
Aku semakin gugup karena sekarang aku berjalan menuju ruangannya.

TBC . . . . .

Mian, kalo ffnya kepanjangan..
Author  minta maaf kalo ceritanya makin geje…
Saran dan kritikan sangat diharapkan….
Gomawo….^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar