Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

“ Oppa.. Sarangheyoo ”



Cast : Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Super Junior
Genre : Romance, Friendship
Type  : One Shot
“Anyeong haseyo, nae iremen Park Sung Rin Imnida” ucapku kepada semua orang disekitarku. Ya, namaku adalah Park Sung Rin tapi biasa di panggil Ririn. Aku sekarang kelas sepuluh. Atau lebih tepatnya aku murid baru yang baru menyelesaikan masa orientasi siswa di Senior High School Gangnam. *katanya belibet*
Dan sekarang di sekolah baruku ini ada peraturan yang mewajibkan setiap siswa baru di sekolah harus mengikuti minimal satu ekstrakurikuler di sekolah sebagai nilai tambahan.
Huft…dengan sangat terpaksa aku memilih ekstrakurikuler badminton. Karena dari semua ekstra kurikuler di sekolah tak ada yang menarik buatku. Ekstra badminton pun aku pilih karena jadwal latihannya paling sedikit selain itu karena aku gemar menonton pertandingan badminton di TV. Aku penggemar berat dari Taufik Hidayat pemain badminton nomor satu dari Indonesia. Permainannya sangat hebat dengan pembawaan yang sangat cool. J
Hari ini mulai perdana diadakan seluruh ekstra kurikuler karena hari libur sekolah yakni sabtu. Karena system sekolahku full day. Jadi sabtu minggu aku bisa bebas. Ya, walaupun tidak sepenuhnya.
“Ririn, bisakah kamu kesini sebentar???” kata guru ektrakurikuler badmintonku mengagetkanku karena sedari tadi aku hanya latihan dengan teman sekelasku.
“Ne, Seosangnim,…wae memanggilku???” ucapku kepadanya
“Perkenalkan ini Lee Donghae…dia akan mendampingimu selama latihan ektra badminton dank ke-empat rekanmu lainnya. Bapak akan bagi beberapa kelompok. Dan kamu sekelompok dengan Cho Nara, Park Chaeri, Cho Kyuhyun, Choi Junsu dan Lee Sungmin” ucap seosangnim kepadaku dan orang yang disebut tadi.
Setelah masa perkenalan tadi kami mulai latihan. Ternyata Lee Donghae adalah kakak kelas yang sekarang sudah tingkat akhir. Dia lumayan popular di sekolah ini karena prestasinya yang sangat baik dalam bidang badminton, dan seni. Dia sering mendapatkan juara di tingkat kota hingga nasional sehingga tak heran banyak siswi yang tergila-gila padanya. Karena selain berprestasi dia juga orang yang ramah dan tampan. Semua informasi tadi aku dapatkan dari temanku Cho Nara. Yang sekarang menjadi teman sepermainan denganku. Dia sudah tergila-gila dengan Donghae sejak SMP dan dia sengaja sekolah disini dan satu ektra yang sama dengan Donghae karena ingin mendekati sosok yang dia puja.
“Ririn, kenapa permainanmu seperti itu…kau sepertinya tidak punya gairah sama sekali. Kau kesini sebentar aku ingin bicara denganmu. Yang lain tetap lanjutkan latihannya. Jangan malas!!!” ucap Lee Donghae yang mengagetkan semuanya termasuk diriku.
DONGHAE POV
Sejak awal masuk lapangan badminton ini. Aku sangat bersemangat karena mulai hari ini aku menjadi asisten guru badmintonku untuk mengajari dan mengawasi siswa baru yang mengikuti ekstra badminton.
Ternyata lumayan banyak yang tertarik mengikuti. Aku sangat senang melihatnya.
Sekarang aku sudah mendapat tugas sebagai pelatih dari satu kelompok yang berisi 5 siswa baru.
Tapi aku melihat ada satu siswi yang sepertinya tidak begitu tertarik dengan latihan ini.
Namun aku belum mengetahui namanya.
Setelah aku menanyakan pelatih ternya bernama Park Sung Rin.
Aku ingin mengetahui alasannya masuk ektra ini oleh sebab itu aku meminta pelatih supaya aku menjadi pelatihnya. Dan akhirnya pelatih menyetujuinya.
“Ririn, kenapa permainanmu seperti itu…kau sepertinya tidak punya gairah sama sekali. Kau kesini sebentar aku ingin bicara denganmu. Yang lain tetap lanjutkan latihannya. Jangan malas!!!” ucapku lantang karena aku sudah tidak tahan ingin mengintrogasinya.
Permainan badmintonnya sangat parah. Dia selalu melamun. Dan tidak memiliki tenaga untuk bermain.
“Kenapa permainanmu seperti itu??” tanyaku padanya namun dia hanya menunduk.
Semakin kesal dengan sifatnya yang seperti ini.
Aku mengajaknya keluar dari lapangan badminton.
Sekarang aku berada di halaman belakang sekolah dengan Ririn. Aku memegang tangannya sedari tadi dengan erat hingga dia merintih kesakitan namun aku tak peduli.
“Awww…sakit kenapa membawaku kemari???” bentaknya sampail melepaskan tangannya secara paksa dari genggamanku.
“Kau???apa alasanmu mengikuti ekskul ini??” tanyaku ketus padanya.
“Ehm…karena tuntutan sekolah yang mewajibkan setiap siswanya mengikuti ekskul manknya aku ikut ekskul ini” dengan nada santai dia menjawabnya.
“Lalu…???” ucapku yang ingin mengetahui alasan selain itu…
“Lalu..aku ikut ekskul ini bukan karena suka main badminton..tapi aku terpaksa mengikutinya dari pada aku mendapat hukuman dari sekolah. Dan aku tak mau itu terjadi” ucapnya sangat santai
“Jadi, hanya itu alasannya??” ucapku semakin keras
“Ne, hanya itu…memang ada yang salah???” Tanyanya tanpa rasa bersalah. Yang membuatku sangat geram.
“Babo…Tentu saja itu sangat salah???” aku menjitak kepalanya pelan. Namun dia meringis kesakitan.
“Aww…kau itu kenapa sih…senang sekali menyiksaku tadi tanganku sekarang kepalaku. Appa dan Umma ku saja tak pernah melakukannya!!!. Memangnya apa yang salah aku kan sudah berbicara jujur padamu”
“Tak kusangka kau benar-benar babo….aku paling tidak suka jika ada siswa atau siswi mengikuti ekskul badminton dengan terpaksa tanpa sepenuh hati. Karena badminton sangat berarti untukku aku tak mau kau menyepelehkannya. Kau tau itu!!!” bentakku padanya. Namun dia tak menggubrisnya.
“Itu kan urusanmu yang terpenting untukku. Aku tidak mendapatkan hukuman dan ada nilai ekskul di rapotku walaupun dengan nilai pas-pasan. Itu saja cukup..” ucapnya dengan rasa bersalah dan malah tersenyum-senyum sendiri.
Saat melihatnya tersenyum dia sangat terlihat manis. Namun aku tidak suka dengan sikapnya. Bagaimana cara merubah pandangannya mengenai badminton ini.
Aku ingin merubahnya.
“Hyaak….sekarang mana Hp mu???” ucapku seraya merentangkan tangan.
“Untuk apa???” ucapnya mengelak.
“Sudah jangan bawel…aku kan pelatihmu jadi aku berhak bertanya padamu. Mana HP mu serahkan padaku” bentaknya yang membuatnya takut. Dan akhirnya mengambil HP dari sakunya.
“Ne, ni HP ku jangan kamu rusak ya. Ini baru aku beli kemarin karena aku sudah bisa masuk SMA favorit sesuai keinginan orang tuaku. Awas saja kalau sampai IPhone ini lecet sedikit.” Ucapnya membentakku.
Yah, baru pertama kali aku mengenal anak seperti ini tidak ada sopan santunnya sama sekali kepada orang yang lebih tua. Tapi tak ada pilihan lain aku harus bisa merubah pikirannya tentang badminton dan sikapnya yang tak tau sopan santun itu.
“Ini nomor HP ku sudah aku simpan di HP mu. Aku akan mengajarkanmu secara Intensif selama aku belum sibuk dengn ujian akhirku.”
“Untuk apa kau mengajariku aku kan tidak berminat??? Percuma kau mengajariku aku tak mempunyai skill yang baik dalam badminton. Kau hanya membuang-buang waktumu saja” ucapnya dengan melangkahkan diri dari halaman belakang sekolah
“Tunggu…aku sudah memutuskan untuk mengajarimu. Jadi, kau tak bisa menolaknya tau kau akan menerima akibatnya!!!” ucapku sambil tersenyum licik padanya.
“Terserah kau berbicara apa??? I don’t care….” Setelah sempat berhenti untuk membalas ucapanku dia sekarang mulai berjalan.
Dengan cepat aku mengejarnya dan memegang tangannya dengan kuat. Lalu saat dia membalikkan badannya dengan cepat aku menyambar pipi mulusnya. Aku mengecup pipinya.
Kulihat ekspresi mukanya merah padam. Lucu sekali. Aku tadi hanya menggodanya tapi sepertinya dia schok dengan hal tersebut.
“Hyaaa….Lee Donghae..kau merampas ciuman pipi pertamaku. Kau ini kenapa??? Orang aneh!!! Aku tidak punya salah kepadamu kenapa bertindak seperti itu??” ucapnya sangat keras sehingga memekakkan telingaku.
“Itu akibatnya jika tidak menghiraukanku…dan kau melawan ku…tadi kau bilang apa Lee Donghae. Hey, aku ini kakak kelasmu kau seharusnya memanggil Oppa padaku” ucapku dengan nada yang kubuat setegas mungkin supaya dia takut padaku.
“Terserah kau Lee Donghae..aku tak akan memanggilmu Oppa sampai kapanpun!!! Dan satu hal lagi aku akan keluar dari ekskul ini karena aku tak ingin melihatmu lagi. Dasar orang aneh” dia sekarang sudah berlari menuju lapangan dengan sangat gusar.
Saat aku berusaha mengejarnya dan mencari di lapangan badminton ternyata dia sudah pulang. Dia ijin kepada guru ekskul dengan alasan tidak enak badan.
RIRIN POV
“Apa-apaan orang yang bernama Lee Donghae itu. Baru kenal beberapa jam sudah berani memaksaku dan mencium pipiku. Argggghhh…” ucapku saat dalam perjalanan pulang
SEKOLAH GANGNAM . . . . .
Hari ini aku sangat malas ke sekolah…karena aku tak ingin bertemu dengan Lee Donghae. Apalagi setelah mengadakan perjanjian konyol tadi malam.
FLASHBACK [ DONGHAE POV ]
“Yeboseyo…Ririn aku ingin bertemu denganmu sekarang. Temui aku di Taman 15 menit lagi. Oke” ucapku singkat dan bergegas menuju taman.
“Wae??? Kenapa kau menggangguku terus selama seharian ini?? Aku sudah capek..aku akan keluar dari ekskul itu jadi kau tak perlu mengajariku.” Gerutu Ririn sesaat setelah kami bertemu.
Aku hanya tersenyum melihatnya. Dan mengeluarkan selembar kertas yang aku bawa dari rumah.
“Apa ini???” tanyanya bingung
“Bacalah dulu dari awal hingga akhir kau akan mengerti..” jawabku tenang
Beberapa saat kemudian Ririn tertunduk lesu setelah membaca seluruh isi kertas itu.
“Bagaimana??? Apa kau tetap ingin keluar dari ekskul badminton ini??? Kalau kau mau akan memberitahu kepada gurumu. Dengan senang hati aku membantumu” ucapku girang dengan senyuman mematikan.
“Andwae, aku tidak jadi keluar. Aku tidak ingin mendapat nilai merah di raporku apalagi itu hanya pelajaran sepele seperti olah raga” ujarnya pasrah
“Baiklah aku akan menuruti keinginanmu untuk berlatih dengan sungguh-sungguh di ekskul ini. Asal kau yang mengajariku” ucapnya kini semakin menunduk.
Aku tak tega melihatnya seperti itu.
“Baiklah, mulai besok kamu bawa baju ganti untuk ekskul tambahan. Aku akan secara intensif melatihmu seminggu 3 kali. Kau mengerti??” jawabku sambil mengelus rambutnya.
“Ne, tapi lepaskan tanganmu dari kepalaku. Berat tau!!!” jawabnya mulai sinis
“Baiklah. Jangan cemberut terus jelek tau!!” ujarku menggodanya.
“ehmmm….aku sudah tersenyum kan. Ya sudah aku pulang dulu karena sudah malam” dengan tersenyum yang dipaksakan akhirnya dia pulang. Dan aku mengikutinya di belakang karena tidak tega.
FLASHBACK END…
Saat pulang sekolah tiba, Donghae sudah menungguku di depan kelas.
Setelah melihatku dia langsung membawaku ke lapangan badminton untuk mengajariku dari teknik service hingga smash. Dia memang sangat sabar dalam melatihku namun aku yang tak bersemangat sehingga membuatnya geram.
“Park Sung Rin, aku tau kau pasti bisa tapi kau menutupinya dengan ke malasanmu. Cobalah untuk menjadi yang terbaik aku melihat potensimu sangat besar” ucapnya yang selalu menyemangatiku.
Selama tiga bulan latihan secara intensif Ririn mengalami perkembangan yang signifikan, walaupun awalnya tidak tertarik bermain. Tapi karena sering berlatih akhirnya dia menguasai beberapa teknik yang diajari Donghae.
Namun, para teman-temannya selalu mengejeknya karena kedekatannya dengan Donghae
AUTHOR POV
DI KELAS RIRIN . . . . .
“Hey, Ririn kau ada hubungan apa dengan kakak tampan itu??” ujar salah seorang teman Ririn yang menjadi biang gossip di kelasnya.
“Aku tak ada hubungan apapun dengannya dia hanya melatihku bermain badminton saja tidak lebih” ucap Ririn datar
“Haissshh….sudah lah tak usah menutupinya kami semua sudah tau kalau kamu dan Lee . …..”
“Memang kalian tau apa hubunganku dengan Donghae?? Kenapa tak melanjutkan perkataanmu??” Tanya Ririn sewot.
Teman Ririn menunjuk arah di belakang Ririn.
Saat Ririn akan berbalik ternyata tangannya sudah digandeng oleh seseorang.
“Heii…ada apa kau masuk ke kelas??? Kau membuat gaduh saja?? Dengan kau bersikap seperti ini temanku akan menganggap kau dan aku….” Ujar Ririn ragu melanjutkan perkataannya.
“Menganggap apa??? Pacaran?? Aisshh…aku tak suka dengan adik kecil sepertimu..kamu bukan tipeku!!” ucap Lee Donghae santai dan membuat Ririn kesal.
“Lepaskan aku!!! Kalau begitu kenapa membawaku kemari?? Cepat jelaskan aku tak punya banyak waktu!!” ucap Ririn sambil menghempaskan tangan Lee Donghae.
“Minggu depan, ada pertandingan Badminton antar SMA dan aku sudah mendaftarkanmu…kamu akan menjadi pasangan campuranku dan kepala sekolah sudah menyetujuinya.”
“Hyaa…bagaimana kau bisa putuskan sendiri hal seperti ini??? Aku kan belum menyetujuinya??” ucap Ririn shock
“Tapi, kepala sekolah sudah menyetujuinya..jadi kau harus menerimanya” Donghae sangat bersemangat.
DONGHAE POV
ARENA LAPANGAN BADMINTON……
“Sekarang kita membawa nama sekolah. Jadi, kita harus menampilkan yang terbaik selama kita bisa” ucap guru ekskul sekaligus pelatih dari sekolahku.
“Donghae, Ririn kesini sebentar??” ucap singkat pelatih dan mereka bertiga meninggalkan ruang persiapan ke ruang ganti.
Pelatih memberikan pesan Ririn untuk mengikuti petunjuk yang diberikan Donghae selama permainan berlangsung karena Ririn pemain baru di badminton.
Dan akhirnya sepakat menyetujuinya demi kesuksesan sekolahnya.
Pada babak awal banyak peserta banyak yang gugur. Termasuk dari sekolahku dari 8 kelompok yang dikeluarkan dalam sekolahku 3 kelompok sudah tumbang.
Dan pada perempat final hanya tersisa 3 grup dari sekolahku. Termasuk aku dan Ririn….
Akhirnya saat final ternyata sekolahku hanya mendapatkan 2 gelas. Juara 1 ganda putra yang dimenangkan Cho Kyuhyun dan Sungmin sedangkan aku dan Ririn menang juara 2 ganda campuran.
Tapi walaupun demikian aku lihat ekspresi Ririn yang tak percaya atas hasil yang dicapainya.
“Donghae-ssi, gomawo sudah memberikanku pengalaman yang berharga ini…aku tidak akan bisa melakukannya tanpa bantuanmu. Gomawo…” ucap Ririn dengan refleks memelukku.
“Ne, sama-sama Ririn-ah…akhirnya kamu mengerti juga bagaimana perasaanku tentang badminton” jawabku penuh kemenangan.
“Mian, aku memelukmu tadi…aku tak sengaja” ucap ririn segera menyingkirkan tangannya dari badanku.
“Tidak masalah kok!!!” jawabku sambil tersenyum meledeknya.
RIRIN POV
DI SEKOLAH . . . . .
Hari ini aku mulai sekolah lagi setelah kemarin sempat absen selama seminggu karena mengikuti perlombaan.
Tapi aku sangat senang tadi pagi diadakan upacara perayaan keberhasilan sekolahku.
Baru pertama kali aku merasakan di sanjung semua orang karena prestasi. Benar-benar mengaharukan. Sehingga tanpa sadar aku menitihkan air mata kebahagiaan.
Dan saat aku menangis Donghae secara refleks mengusap pipiku yang sudah basah dengan air mata.
Dan dia hanya berkata “Jangan menangis disini…itu memalukan!!!”
Akhirnya aku malah tertawa akibat candanya padaku.
Aku mulai sadar kalau aku mulai menyukainya.
Namun aku harus sadar diri karena aku tak pantas untuknya. Dia terlalu keren untukku banyak siswi-siswi popular yang mengejarnya dan kurasa Lee Donghae lebih menyukai mereka dibanding aku yang cerewet, malas dan cengeng.
DUA BULAN KEMUDIAN . . . . . .
Setelah acara penyambutan atas kemenanganku.
Ternyata hari itu juga hari perpisahanku dengan Donghae sebagai pelatih badminton.
Dia ingin fokus dengan ujiannya yang sudah tinggal tiga bulan lagi..
Dan aku harus janji pada Donghae aku akan rajin berlatih untuk menjadi pemain badminton yang hebat seperti dirinya.
Awalnya aku bermain dengan baik, sama seperti Lee Donghae mengajariku,
Namun sampai diumumkan bahwa Lee Donghae lulus dengan nilai yang cukup baik dan dia diterima di salah satu Universitas terkenal di China terutama dalam bidang Olah Raga.
Aku tidak bermain sebaik dulu. Entah kenapa aku merasa kesepian tidak ada yang mengajariku dengan sabar. Tidak ada yang menggangguku lagi.
Aku baru menyadari bahwa sebenarnya aku menyukai Lee Donghae lebih dari seorang pelatih ke muridnya atau menyukai sebagai seorang kakak.
Aku mencintainya…..
Tapi apa daya semua sudah terlambat Lee Donghae sudah di China. Dan aku tak tau nomor  telfonnya disana ataupun informasi mengenai dirinya di China.
AUTHOR POV
DUA TAHUN KEMUDIAN . . . . . .
Setelah mengalami hal terberat akhirnya Ririn bisa melewatinya.
Saat di kelas 2 SMA prestasinya sangat buruk bahkan lebih buruk dari kelas 1 SMA.
Ini karena dia terlalu memikirkan Lee Donghae orang yang baru dicintainya. Atau cinta pertamanya yang selama ini dia idam-idamkan.
Namun semua pupus begitu tau Lee Donghae ada di China tak ada harapan lagi baginya.
Dan Ririn berjanji pada diri sendiri dia akan berubah. Dia akan menghapus sedikit-demi-sedikit perasaan cintanya kepada Lee Donghae.
Dia harus berjuang demi ujian akhirnya. Supaya dia lulus dengan nilai terbaik selama dia bisa.
“Aku harus bisa berubah, berubah menjadi lebih baik. Karena dengan keterpurukan tahun lalu aku sendiri yang merugi. Aku hampir tidak naik kelas!!! Aku tak boleh melakukan kesalahan yang kedua kalinya. Harus!!! Harus!! Dan harus!!!” ucap Ririn meyakinkan dirinya sendiri.
Selama kelas dua dan kelas tiga. Sebenarnya banyak yang menyukai Ririn. Namun Ririn menutup hatinya untuk yang lain.
Karena beberapa kali Kyuhyun teman sekelasnya mengutarakan perasaan pada Ririn namun balasan Ririn tetap sama.
“Mian, aku sudah menyukai seseorang dihatiku dan sampai saat ini tidak ada yang bisa menggantikannya. Mianhae Kyu” ucap Ririn lirih.
Dan akhirnya Kyu menerimanya.
RIRIN POV
Beberapa bulan kemudian Kyuhyun terlihat sudah menggandeng adik kelas terpopuler bernama Chaerim.
Kurasa mereka adalah pasangan paling romantis di sekolah ini karena dimanapun ada Kyu disitu pula ada Chaerim. Sehingga mereka berlabel Romantic Couple Gangnam di seluruh sekolah termasuk guru-guru yang sudah mengetahuinya. J
Sebulan lagi aka nada ujian akhir yang menentukan kelulusanku.
Aku sudah sibuk dengan les tambahan di sekolah dan di luar sekolah sehingga aku sudah sedikit melupakan tentang Lee Donghae walau tak kupungkiri aku masih sering memikirkannya hingga terbawa mimpi.
SEBULAN KEMUDIAN . . . .
Hari ini hari dimana kelulusanku diumumkan
Aku sangat takut. Tapi aku yakin aku sudah berusaha dengan semaksimal mungkin jadi aku tidak akan kecewa dengan hasil pengumuman ini.
Aku lihat di papan pengumuman. Kulihat disana sudah penuh sesak. Kulihat teman-temanku bersorak sorai karena mereka lulus.
Aku semakin khawatir dengan hasil yang ku dapat.
Sekarang aku sudah di depan papan pengumuman tapi aku menutup mataku.
Aku berjanji nilai yang kudapat ini akan aku sampaikan pada Lee Donghae bagaimanapun caranya.
Setelah kulihat papan pengumuman aku mencari namaku di deretan akhir dan tengah-tengah namun tak ada.
Aku ingin menangis. Tapi tiba-tiba temanku Cho Nara member tahuku bahwa aku masuk 10 besar dengan nilai tertinggi.
Aku tak percaya aku lihat dengan seksama nilai yang tertera ternyata benar itu adalah namaku.
Secara aku memeluk erat Cho Nara sahabat terbaikku selama ini yang membantuku bangkit dari keterpurukan.
Ya, sahabatku yang satu ini walaupun dia menyukai Lee Donghae tapi dia merelakan Donghae untukku kalau memang benar-benar aku mencintainya.
Sekarang sahabatku ini sedang berpacaran dengan Sungmin karena sering berlatih badminton bersama. Sehingga merasa cocok satu sama lain dan akhirnya jadian.
Tinggal aku sendiri yang meratapi nasib. Tapi aku harus tetap tegar menghadapi semua ini karena aku yakin jika Lee Donghae adalah jodohku dia akan kembali kepadaku.
Tentu saja sesuai kehendak Tuhan yang mengatur segalanya.
PAGELARAN SENI SEKOLAH GANGNAM . . . . .
“Saatnya untuk bersenang-senang Ririn…kau tak boleh sedih di hari bahagia ini!! Kau harus tersenyum” ucap Nara kepadaku setelah kami masuk ruang pagelaran seni,
Gedung serba guna di sekolahku disulap menjadi sebuah panggung yang luar biasa konsepnya elegant. Berdominasi warna biru sapphire.
Dan kata teman-teman yang menjadi panitia banyak alumus yang akan tampil disini untuk memeriahkan acara. Aku berharap aku bisa menikmatinya.
Acara dibuka dengan tarian tradisional korea. Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukkan ekskul drama dan musik. Mereka memperagakan keahlian masing-masing.
“Sangat memukau itulah yang dapat aku katakan!!!”
Pertunjukan sangat sukses.
Dan hampir di puncak pertunjukan ada penampilan special kolaborasi antara senior dan junior.
Yakni pertunjukan musik antara Kyuhyun, Ryewook, dan Yesung mereka menamakan diriya K.R.Y.
Musikalitas mereka sangat bagus. Hingga banyak siswi-siswi yang mendengarnya berlinang air mata saat K.R.Y menyanyikan lagu Coagulation. Dan setelah selesai mereka meneriaki nama yang mereka puja.
Namun, disini hatiku tetap hampa.
Sampai tiba-tiba dipanggung aku mendengar suara nyanyian dengan suara yang taka sing di telingaku.
Aku ragu…apa itu benar suaranya. Aku menyipitkan mata untuk fokus pada seseorang yang berdiri diatas panggung yang memakai jas putih.
Dia sangat tampan…para siswi histeris memanggil-manggil namanya.
Dan ternyata benar itu adalah Lee Donghae…
Dia menyanyikan lagu berjudul My Everything….
You are my everything . . .
Nothing your love won’t bring . . . .
My life is yours alone . . . . .
The only love I’ve ever known . . . . .
Your spirit pulls me through . . . . .
When nothing else will do . . . .
Every night I pray .. . . . .
On bended knee . . . .
That you will always be . . . . .
My everything . . . . .
You’re the breath of life in me . . . . .
the only one that sets me free . . . . . .
and you have made my soul complete . . . . . .
for all time (for all time) . . . . .
aku begitu terharu hingga tak sanggup melihatnya menyanyi sampai akhir.
Aku berlari menuju atap sekolah karena kurasa di daerah situlah tempat paling tepat untukku. Untuk menangis sejadi-jadinya.
Saat aku menangis di atap tiba-tiba ada sesosok pria yang mengenakan pakaian resmi berjas putih. Yah, dia Lee Donghae.
Dia langsung memelukku dari belakang. Saat aku duduk menghadap pemandangan dari atas.
Aku segera melepaskan pelukannya secara paksa. Tapi aku gagal dia semakin mempererat pelukannya sehingga tangisku yang sedari tadi belum kuluapkan sepenuhnya sekarang pecah tak terbendung.
Dia melepas pelukannya dan berjalan disamping kursi yang ku duduki.
Sekarang dia tepat di depanku. Dia mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya. Dan menyeka air mataku yang sedari keluar secara hati-hati.
Tak ada kata yang terucap dari kami berdua. Aku masih bingung ingin berbicara apa.
Karena mulutku sudah keluh seperti lumpuh dan lupa ingin berbicara apa.
Setelah 10 menit aku menangis kini tangisanku sudah sedikit demi sedikit berkurang hanya sedikit sesenggukan yang kurasakan dan rasa sesak di dada yang ingin membuncah.
“Mian, Ririn aku sudah membuatmu seperti ini…mianhae…aku tak bermaksud membuatmu seperti ini” ucapnya lirih namun aku masih bisa mendengarnya.
Sekarang dia duduk tepat di sebelahku.
“Ririn, mau kah kau memaafkan semua kesalahanku??” ucapnya kali ini dengan memegang kedua tanganku.
Aku masih tak bisa bicara karena aku benar-benar shock….orang yang selama ini aku nanti-nanti ada dihadapanku.
“Ririn, apa kau tak mau memaafkanku??? Apa salahku terlalu besar untuk dimaafkan??” ucapnya dengan nada yang sangat memelas.
“Donghae-ssi….” Akhirnya aku bisa mengucapkan satu kata.
“Ne,ada apa???” jawabnya ragu.
“Aku merindukanmu…aku sungguh-sungguh merindukanmu..kau kenapa tidak mengabariku selama di China. Apa kau sudah pacar di China??”  aku yang tadi memeluknya sangat erat karena rindu. Kini aku sudah melepasnya menunggu jawaban darinya.
“Aku juga merindukanmu Ririn….aku memang sudah punya pacar!!” jawabnya dengan senyum yang paling aku suka, senyum yang paling aku rindukan selama 2 tahun ini.
Namun begitu mendengar jawabannya. Aku tertunduk lesu. Aku tak mampu berkata apapun lagi. Semuanya seperti hambar. Tak ada lagi harapan bagiku kini.
“Kenapa Rin???aku tadi belum melanjutkan kalimatku….apa kau tak mau mendengarnya??” ucapnya kini dengan wajah yang sulit kujelaskan. Dan aku tak mengerti yang dia bicarakan.
“Baiklah sepertinya kau bingung. Akan aku jelaskan. Aku memang mempunyai pacar. Tapi bukan di China. Tapi di Korea. Dan dia adalah orang paling lemah dalam menangkap perhatian yang kuberikan. Entah aku tak tau aku menyukainya karena apa. Tapi aku rela menunggunya hingga dua tahun ini. Dan sepertinya dia tetap tak menyadarinya” ucap Donghae panjang lebar yang tetap membuatku bingung.
“Jadi, siapa dia??” ucapku to the point
“Ehmmm….wanita yang sekarang disampingku. Dulu aku belum sempat memberitahunya tentang perasaanku karena aku takut ditolak. Tapi aku tak ingin kehilangan kesempatan terakhirku. Oleh sebab itu aku datang ke korea untuk mengutarakannya sebelum dia diambil orang” donghae berkata tanpa rasa bersalah.
Sekarang Donghae lutut dihadapanku yang membuatku kaget.
“Ririn,maukah kau menjadi kekasihku??? Aku mencintaimu sejak pertama kali melihatmu oleh sebab itu aku selalu mencari cara agar aku selalu dekat denganmu.tapi kamu tak pernah menyadarinya. Jadi aku pikir kamu tak menyukaiku dan aku pergi ke China. Tapi setelah melihat kejadian hari ini aku yakin dengan perasaanku. Maukah kamu menjadi kekasihku, Park Sung Rin??”  ucapnya sambil mengecup tanganku sekilas.
Tak terasa air mataku mulai turun lagi.
Tapi ini air mata kebahagiaan. Bukan air mata kesedihan. Aku mengangguk pelan dihadapannya.
Dan dengan cepat dia memelukku dengan sangat erat.
“Gomawo, Park Sung Rin…aku tak akan membuatmu menitihkan air mata karena aku. Aku akan membuatmu tertawa selamanya seumur hidupku. I promise with you”
Tiba-tiba Donghae mengeluarkan kotak berwarna merah yang didalamnya terdapat Sebuah kalung berliontin ikan kecil.
“Pakailah ini sebagai tanda kau sekarang milikku” ucapnya seraya memasngkan kalung itu dileherku.
Setelah memakaikannya dia mencium kilas bagian leherku yang membuatku geli dan aku menoleh ke belakang.
Saat aku menoleh denga cepat dia menyambar bibirku. Dia mencium bibirku lembut dan begitu lama aku yang kaget dibuatnya. Lalu memejamkan mataku untuk merasakan ciuman pertamaku yang sangat indah. Karena aku dicium oleh seserang yang selama ini aku cintai. Cintaku tak bertepuk sebelah tangan.
Setelah berciuman.
Donghae berkata padaku.
“Ririn tunggu aku dua tahun lagi. Aku akan melamarmu dan menikahimu setelah mendapatkan pekerjaan yang sesuai karena aku sekarang sudah magang di persatuan badminton di Korea sebagai asisten manajer ”
“Aku akan menunggumu..Oppa. aku akan menunggumu”
“Kau panggil aku apa tadi???Oppa??? coba kau katakana lagi aku ingin mendengarnya??” ucapnya manja
“Annie…cukup sekali saja aku mengucapkannya??” jawabku malu-malu
“Ayolaah…jagi…kau pelit sekali” katanya cemberut
“Andwae…tapi aku akan mengatakan..OPPA…SARANGHEYOO..” setelah aku mengatakannya Donghae tersenyum lebar dan aku menghentika senyumannya tadi dengan ciuman singkat.
Kini aku dan Lee Donghae..berjalan menyusuri ruangan sekolah. Tempat dimana kami mulai suka satu sama lain. Mulai dari lapangan badminton hingga ruang pertunjukan seni.
Dan kini kami berjalan menuju rumahku. Selama diperjalanan Donghae tak pernah melepaskan pelukan dariku begitu juga aku.
THE END….
Akhirnya selesai juga FF one shot kali ini….
Ini adalah debut pertamaku membuat FF one shot mian kalau jelek…
Tolong yang membaca FF ini jangan lupa tinggalkan komentar…
Gomawo ^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar